Rabu, 26 Januari 2022

Hey Mom, You are (Not) Wonder Woman

 

Sebagai seorang anak, istri dan ibu pasti kita memiliki keinginan untuk menjadi ‘sempurna’. Menjadi seorang anak yang berbakti kepada orang tua, memenuhi apapun keinginannya selama itu baik, merawat serta menjaga kedua orang tua sampai mereka tua. Sebagai seorang istri kita sebisa mungkin kita menjadi istri yang sholehah, bisa mengurus keuangan keluarga, mengurus rumah, memasak, dan lain sebagainya. Sebagai seorang ibu kita berharap kalau kita bisa menjadi ibu yang baik untuk anak-anak, menyertainya belajar, memberikan makanan yang baik, melahirkan, menyusui dan masih banyak tugas ibu yainnya yang rasanya tidak bisa disebutkan satu persatu.

Tapi kita bukan wonder woman loh Bu. Ketika kita tidak bisa menjadi anak yang menurut standar kita anak yang baik, belum bisa membantu orang tua secara financial namun menggantinya dengan dukungan dan selalu siap dalam membantu orang tua itu juga baik. Sebagai seorang istri dan ibu, belum bisa untuk memasak makanan yang enak dan masih suka order masakan di luar, masih perlu belajar untuk mengurus keuangan keluarga, merasa tidak maksimal mengurus rumah, tidak maksimal dalam memantau perkembangan anak karena harus bekerja dan lain sebagainya itu juga tidak apa-apa.

Beberapa bulan ini saya pun sedang dirudung kesedihan, karena merasa tidak maksimal menjalankan peran yang saya jalani sebagai anak, istri dan ibu. Pundak terasa sangat berat karena beban saya pikul sendiri. Saya merasa gagal ketika anak sakit dan saya harus bekerja, merasa gagal ketika tidak menyertainya belajar, merasa gagal karena tidak bisa mengurus rumah dengan baik karena saya memang tidak ada Asisten Rumah Tangga. Saya menjadi lesu, tidak ceria, dan berpengaruh terhadap pekerjaan saya di kantor.

Lalu saya melakukan self healing, deep talk dengan diri saya sendiri. Bahwa semua kita tidak bisa melakukan itu dengan sempurna. Kita memiliki keterbatasan, dan tidak bisa untuk melakukan semua sendiri. Butuh orang lain untuk kita bisa sharing tentang pekerjaann. Misal istri mencuci, suami menyetrika. Saya juga belajar untuk ‘menutup mata dan telinga’. Menutup mata dari hal-hal yang bisa merusak hati, namanya juga manusia pasti ada rasa iri hati ketika melihat orang lain memiliki sesuatu yang kita inginkan sebelumnya. Dan ‘menutup telinga’ dari hal-hal yang negative, menjauhi orang-orang yang memiliki mindset negative padalah mereka memiliki change untuk bisa berproses lebih baik lagi.

Kita bukan wonder woman, jadi bebaskan diri untuk bisa menjadi lebih baik lagi. Sharing pekerjaan dengan suami, anak, keluarga. Dengan begitu sebagai seorang perempuan kita akan menjadi lebih bahagia. Kunci dari kebahagiaan di rumah adalah Ibu yang bahagia bukan?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar