Jumat, 28 Juli 2023

Konser L'arc En Ciel : Sebuah Penantian Panjang yang Indah



Ada salah satu band luar negeri yang saya suka sejak zaman saya SMA dulu sampai dengan sekarang. Ada yang tau band yang namanya L'arc En Ciel atau yang lebih dikenal dengan nama Laruku? Kalau ada yang tau berarti kita seumuran ya hehehe. Laruku adalah nama group musik Jepang beraliran J-Rock, beranggotakan Hyde, Ken, Tetsu, dan Yukihiro. Grup musik ini didirikan oleh Tetsuya pada Februari 1991 dan masih eksis sampai dengan saat ini. 

Saya termasuk orang yang tidak terlalu suka nonton konser, tapi waktu saya tau mereka akan konser di Jakarta pada tanggal 12 Mei 2012, rasanya bahagia luar biasa. Karena para fans sudah menanti hampir 20 tahun untuk mereka bisa datang ke Indonesia. Tanpa pikir panjang lagi saya langsung pesan tiket yang entah kenapa rasanya dulu pesan tiket konser tidak sesusah sekarang. Mungkin kalau saat ini mereka konser lagi di Jakarta, saya sudah hopeles duluan buat dapat tiket konsernya hahaha. Saya pesan tiket middle dan rasanya senang sekali ketika dapat slot untuk nonton konser. Udah gak kepikiran lagi gimana akomodasi pergi dan pulang yang penting dapat tiket dulu saja.

Waktu itu kebetulan saya sudah bekerja, dan Alhamdulillahnya atasan saya juga ternyata suka dengan Laruku dan dia juga berhasil dapat tiket. Alhasil kami berdua ijin pulang cepat agar bisa foto-foto dulu di booth nya Laruku. Sesampainya di sana antrean masuk sudah mengurai panjang, plus ternyata saya agak ribet karena harus mengurus karyawan yang mau keluar dari rumah sakit jadi harus menelfon pihak terkait. Itu agak lumayan bikin sebel sih karena saya bener-bener ga ada foto di boothnya Laruku.

Pukul 19.00 akhirnya saya bisa masuk venue, cari-cari tempat yang enak buat lihat Hyde dkk dan begitu openingnya langsung semua teriak histeris karena sebagus itu sih. Apalagi pas Hyde mulai naik ke panggung, dia totalitas sekali untuk kostum bajunya dan as always selalu tampil mempesona dengan usianya yang tak lagi muda hahaha. Energik, suaranya oke, visualnya, tata lampunya, semua dipersiapkan dengan sangat baik. Konser dimulai dengan lagu 'Ibara No Namida' dan 'Chase' dan mereka berhasil membius semua penonton untuk bernyanyi. 

Lumayan banyak sih lagu yang mereka bawakan, salah satunya lagu Hitomi No Juunin yang entah kenapa ya, dari dulu kalau liat MV nya tuh selalu nangis hahaha. Dan ada satu lagu dimana Hyde sukses menitikkan air mata yaitu lagu Forbidden Lover membuat kita para penggemar terhanyut dengan Hyde yang sangat menjiwai lagu tersebut. 

Tak lama tetesan air hujan turun, seiring dengan lagu 'Anata' yang kembali dinyanyikan Hyde, momen tersebut sangatlah menyentuh. Terakhir mereka menyanyikan lagi 'Niji' dan rasanya kami tidak mau mengakhiri konser ini, riuh teriakan 'Lagi..Lagi' seakan ingin menahan mereka untuk tinggal lebih lama lagi dalam konser yang entah kapan bisa diadakan lagi. Ini adalah salah satu konser terbaik yang pernah saya datangi, semoga suatu saat mereka bisa datang lagi ke Jakarta. See ya Larc En Ciel




Kamis, 27 Juli 2023

'Me Time' Singkat Namun Bermakna




Dalam beberapa bulan terakhir ini, entah kenapa saya merasa jenuh dengan rutinitas yang selalu sama setiap harinya. Pagi hari mempersiapkan anak berangkat sekolah, setelah semua selesai saya harus
prepare untuk berangkat ke kantor, berangkat menggunakan kereta commuter line yang selalu penuh setiap harinya. Di kantor menjalankan pekerjaan sampai sore, pulang kerja naik kereta lagi dan baru sampai rumah malam hari, setelah sampai pun terkadang ada pekerjaan rumah tangga yang harus dikerjakan. Besok paginya bangun dengan rutinitas yang sama.

Jenuh saya rasakan, sepertinya saya tidak bisa melakukan hal diluar rutinitas yang ada karena saya merasa waktu yang tidak ada. Yang saya khawatirkan jika ini berimbas ke pekerjaan ataupun hubungan saya dengan suami dan anak-anak dimana emosi yang tidak stabil dan mereka jadi pelampiasan. Akhirnya saya mencoba untuk menyusun hal apa saja yang membuat saya bisa setidaknya 'menyepi' sebentar untuk bisa melakukan hal yang saya sukai. 

Saya tipe orang yang multitasking yang sebenarnya multitasking ini tidak disarankan yaa karena disinyalir dapat berakibat buruk pada tubuh seperti memicu stress, mengganggu daya ingat atau bahkan bisa menurunkan kreativitas. Dan ternyata malah bisa menurunkan produktifitas dan performa dikarenakan konsentrasi dan fokus akan terpecah dan menjadikan performa menurun. Selain itu ada peluang membuat kesalahan dan mengharuskan  mengulang pekerjaan. Jadi saya berfikir bahwa saya harus mengurangi stress saya (yang saya rasa ini adalah awal dari kejenuhan yang saya alami) dengan tidak bekerja secara multitasking, dengan cara membuat list pekerjaan apa saja yang bisa saya kerjakan dan tubuh saya juga masih bisa untuk mengerjakan hal tersebut. Jadi tidak memaksakan diri untuk bekerja jika memang tubuh saya pun sudah lelah. 

Dengan adanya list prioritas yang saya buat, saya mendapatkan waktu luang yang memang tidak terlalu banyak namun bisa saya gunakan. Jadi waktu me time saya salah satunya adalah saya menyempatkan untuk chat dengan teman-teman saya, baik dengan teman yang biasa saya hubungi atau teman-teman yang sudah lama tidak saling menanyakan kabar. Kegiatan 'me time' ini memang tidak sampai keluar rumah karena pasti duo krucil akan ikut juga kemana ibunya pergi hehehe, jadi saya menggunakan media yang ada untuk bisa menanyakan kabar dari teman-teman saya. Kegiatan sekecil ini ternyata bisa membuat saya merasa senang karena mengetahui kabar dari kerabat dan teman-teman saya. 

Saya merasakan bagaimana jadi full time mom ketika corona kemarin karena adanya WFH yang diterapkan di perusahaan, dan ternyata sehetic itu dimana saya merasa 24 jam rasanya tidak cukup untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan kantor (case nya di rumah memang tidak ada ART ya). Dan jujur saya senang karena bisa lebih lama bersama anak-anak tapi juga membuat saya stress karena pekerjaan yang tidak ada hentinya. Dan memang  Me time menjadi salah satu kegiatan penting yang sesekali harus dilakukan oleh ibu. Sebab, meluangkan waktu untuk diri sendiri bisa meningkatkan kesehatan fisik dan mental serta terhindar dari depresi. 

Buku Harian : Sebuah Cerita yang Tertuang Melalui Tulisan


Lagi beres-beres lemari, eh ketemu sama buku harian yang selalu rutin saya isi ketika malam hari. Saya punya 3 buah buku harian mulai dari saya SMP sampai dengan SMA, waktu kuliah seingat saya sih udah jarang ya nulis di buku, lebih sering di blog karena waktu itu udah kenalan sama yang namanya blogspot yang isinya ya curhatan anak kuliahan aja, yang kalau dibaca sekarang kok kayaknya agak lebay ya ceritanya hahaha. 

Jadilah yang tadinya mau bebenah isi lemari,  berganti jadi flashback membaca tulisan saya di buku harian tersebut. Buku harian yang kertasnya tak lagi putih namun berubah menjadi kekuningan karena hampir lebih dari 15 tahun masih tersimpan rapi di lemari. Melihat tulisan saya yang ternyata suka berubah-ubah gaya tulisannya, ada banyak gambar tempel dan emoticon yang merepresentasikan suasana hati pada saat itu. Isi tulisannya bermacam-macam mulai dari masalah percintaan (ini yang paling banyak yaa hahaha), perjalanan mengejar SMPB, masalah keluarga, lingkungan sekolah, dan masih banyak lagi. Dan cerita-cerita itu membuat saya bersyukur saya bisa bertahan sampai dengan saat ini.

Banyak kegagalan yang saya alami di masa lalu, bagaimana saya merasa insecure dengan diri saya sendiri. Memiliki badan seperti 'lidi', paras yang biasa saja, belum lagi saya yang tidak punya prestasi apapun dan selalu jadi follower teman-teman saya yang selalu saja mau disuruh-suruh. Kerasnya keluarga dalam mendidik membuat saya bisa dikatakan anak yang penurut, anak rumahan dan tidak pernah pulang larut malam. Saya bukan orang yang pandai mengemukakan apa yang saya rasa dan fikirkan, makanya dari dulu saya cenderung pendiam.

Di dalam buku harian itu juga saya selalu menyemangati diri saya sendiri bahwa saya pasti bisa dengan kemampuan yang saya miliki, walaupun banyak kegagalan namun suatu saat pasti berhasil. Saya selalu percaya setiap proses yang baik akan menghasilkan hasil yang baik dan Alhamdulillah satu per satu bisa terealisasikan, ada perubahan untuk saya bisa percaya diri dengan kemampuan yang saya miliki. Membaca buku itu membuat saya merasakan kembali perasaan senang, sedih yang saya alami pada saat itu, itu menyenangkan sih. 

Kira-kira di zaman yang serba digital ini, masih adakah yang menulis di buku harian atau saat ini lebih populer dikenal dengan kata journal? Semoga masih ada ya karena menurut saya membaca buku harian memberikan kesan tersendiri,  feel yang didapat pasti akan berbeda dibandingkan menulis di platform ataupun notes di handphone. Dan sepertinya saya juga akan kembali menulis di buku harian sehingga nantinya saya, anak, atau bahkan cucu saya bisa membaca tentang perjalanan ibunya.










Senin, 17 Juli 2023

Growth Mindset vs Fixed Mindset Pada Anak

Menurut  Profesor Carol S. Dweck yang beliau tulis dalam bukunya yang berjudul Mindset: The New Psychology of Success, dalam menjalani kehidupan sehari-hari manusia pasti memiliki mindset atau pola pikir, dimana pola pikir tersebut akan berpengaruh terhadap setiap keputusan atau ketika menjalankan pekerjaannya. Pola pikir tersebut dikenal dengan konsep  Growth Mindset dan Fixed MindsetIndividu yang memiliki growth mindset meyakini potensi seseorang dapat dikembangkan melalui kerja keras, strategi yang baik, dan masukan dari orang lain. Sementara individu dengan fixed mindset meyakini bahwa potensi merupakan sesuatu yang dibawa sejak lahir sehingga ybs tidak memiliki effort lebih untuk mengembangkannya.

Pengertian Growth Mindset dan Fixed Mindset

Orang-orang yang memiliki pola pikir growth mindset cenderung lebih terbuka. Mereka menyadari bahwa segala sesuatu harus dilalui melalui proses, pengembangan diri dan keterbukaan pola pikir. Ketika mereka gagal maka mereka menerima itu sebagai sebuah proses hidup, mengevaluasi kembali kira-kira apa yang salah dan mencoba lagi sehingga akan selalu ada peningkatan kemampuan.

Bagi growth mindset menghargai setiap kekurangan karena mereka menganggap kalau segala hal yang menjadi kendala akan bisa diatasi dengan belajar, feedback atau umpan balik sangat mereka buhkan sebagai bahan evaluasi dan pengembangan. Mereka tidak terpengaruh terhadap penilaian orang lain atas kemampuan atau hasil yang telah mereka capai.

Lain halnya dengan orang-orang yang memiliki pola pikir fixed mindset dimana mereka memiliki pola pikir yang stagnan dan ajeg sehingga hal tersebut tidak bisa dirubah sama sekali. Misalnya ketika ada seorang anak yang mendapatkan rangking 10, maka anak tersebut atau bahkan orang tua menganggap bahwa anak tersebut tidak akan berubah menjadi lebih baik lagi. Dan hasil tersebut sangat berpengaruh terhadap keberhargaan dan kemampuan diri karena menjadi bukti atas kemampuan mereka.

Fixed mindset tidak perduli dengan proses karena terpaku kepada hasil namun mereka tidak siap terhadap kegagalan dan menghindari tantangan. Cenderung terpaku kepada validasi dari orang sekitar, jika validasi baik maka mereka dengan puas dan mencukupkan diri untuk upgrade, namun jika validasi tidak baik maka akan membuat mereka down dan takut untuk mencoba kembali. 

Menumbuhkan Growth Mindset pada Anak

Setelah melihat bagaimana gambaran individu dengan growth mindset dan fixed mindset, tentunya ini merupakan tantangan bagi orang tua untuk bisa menumbuhkan pola pikir growth mindset. Apalagi di era saat ini dimana teknologi berkembang pesat dan persaingan di dunia kerja yang semakin ketat. Berikut adalah beberapa cara menumbuhkan growth mindset pada anak :
  • Menggunakan bahasa dan tindakan yang baik agar bisa diterima dengan baik juga oleh anak-anak.
  • Pujilah anak untuk terus bekerja kelas dan latih mereka untuk mengembangkan pola pikirnya. Cari tahu apa yang berhasil, yang tidak berhasil, lalu mengapa itu tidak berhasil dan mencari tantangannya. 
  • Menerima kesalahan sebagai peluang belajar.
  • Seperti dijelaskan di atas bahwa growth mindset sangat menghargai setiap proses, maka jika anak mengalami kegagalan maka hargai dan berikan mereka semangat untuk mencoba lagi, mengevaluasi kira-kira apa yang salah dan mencoba kembali. 
  • Membantu anak untuk mengembangkan rasa keingintahuannya. Biarkan mereka bertanya, mengeksplorasi sehingga menumbuhkan keingintahuan untuk belajar hal yang baru tentang segala sesuatu di sekitar mereka. Dan kita sebagai orang tua harus dengan sabar dan bersama-sama menjelaskan kepada mereka tentang hal yang ingin mereka ketahui.
  • Mengubah hal negatif menjadi afirmasi positif. Mengajarkan kepada anak untuk mengubah keluhan, putus asa menjadi hal yanng bisa membangkitkan ia untuk mencoba lagi. Suatu kegagalan  pasti akan jadi suatu keberhasilan jika mau kembali mencoba.
Menumbuhkan growth mindset sangat penting ditanamkan sejak usia dini. Mendorong anak untuk tidak terpaku kepada hasil melainkan menikmati setiap prosesnya sehingga akan menjadikan anak-anak sukses dengan hasil yang baik. Perbanyak brainstorming dengan anak dan menggali segala hal yang ingin mereka ketahui. 

Referensi :
bppk kemenkeu.com, "Peran growth mindset vs fixed mindset pada pengembangan diri dan orang lain, 28 Desember 2022,<https://bppk.kemenkeu.go.id/pusdiklat-kepemimpinan-dan-manajerial/artikel/peran-growth-mindset-vs-fixed-mindset-pada-pengembangan-diri-dan-orang-lain-986174>