Selasa, 10 Maret 2020

Perempuan yang Mandiri Finansial




Ada satu utas yang saya baca di twitter kemarin, menurut saya tweetnya cukup kena dan bisa bikin melek perempuan-perempuan yang lagi galau (termasuk saya) di luar sana. Utas dari @iimfahima yang nge-tweet soal kemandirian finansial untuk perempuan, bahwa perempuan itu harus mandiri dari segi finansial. Perempuan yang mandiri yang gak harus minta uang ke suami untuk sekedar beli baju atau lipstik. Dan menurut saya pribadi, pemikiran dia simple dan masuk akal.

Kita clearkan terlebih dahulu bahwa mendapatkan penghasilan bagi perempuan tidak harus dengan bekerja kantoran. Untuk ibu yang stay at home pun bisa mendapatkan penghasilan sendiri. Nah, biasanya perempuan indonesia berhenti bekerja setelah menikah / punya anak, ada  juga tuntutan dari suami / keluarga untuk stay di rumah mengurus  anak atau rasa galau yang melanda seperti yang saya alami karena ingin melihat perkembangan anak supaya bisa memonitoring secara langsung. 

Namun berulang-ulang kali saya fikirkan bahwa kalau saya resign dan stay di rumah, tetap harus ada income untuk support keuangan keluarga. Karena entah disadari atau tidak, perempuan yang bekerja atau memiliki penghasilan secara tidak langsung membantu perekonomian kelurga. Apalagi kalau punya cicilan rumah atau kendaraan yang nilainya lumayan, pendapatan yang didapat istri bisa men-take over kebutuhan lain guna meringankan beban suami.

Dampak yang dihasilkan ketika perempuan tidak mandiri secara finansial bisa berpengaruh terhadap kesehatan keluarga bahkan ke pendidikan anak. Misalkan bagaimana jika tiba-tiba pasangan kita sakit/meninggal, kalau itu terjadi maka mau tidak mau kita yang harus ambil alih peran untuk bisa melanjutkan hidup. Jika kita tidak punya pemasukan, maka tingkat stress ibu juga bertambah. Secara emosial akan lebih rentan untuk melakukan tindak kekerasan baik secara verbal atau fisik ke anak yang juga akan berpengaruh terhadap perkembangan anak.

Contoh lain, banyak kekerasan dalam rumah tangga baik fisik maupun mental terjadi kepada perampuan, tapi perempuan terus bertahan karena ketergantungan finansial. Pun jika pria menjadi satu-satunya yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan keuangan keluarga, maka hal itu akan berdampak buruk pada kesehatannya. Karena terus berfikir bagaimana mendapatkan penghasilan agar roda ekonomi di keluarganya tetap berjalan. 

Untuk ibu yang stay at home, di era yang serba mudah saat ini saya kira ada puluhan usaha yang bisa dilakukan untuk mendapatkan penghasilan sendiri. Misalnya jual aneka jajanan pasar, reseller baju atau hijab, membuat prakarya dari flanell, jadi content writer atau blogger, beauty blogger dan masih banyak lagi. Kuncinya hanya satu, konsisten dan jangan pantang menyerah. Karena terkadang akan berat di awal namun jika kita terus konsisten, berusaha serta berdoa maka pasti ada hasilnya.

Ibu yang memiliki penghasilan sendiri akan menjadi role model dalam membentuk perkembangan anak baik laki-laki atau perempuan. Perempuan yang mandiri finansial akan lebih percaya diri, bahagia dan berdaya. Namun satu hal yang tetap harus diperhatikan adalah bagi perempuan yang sudah menikah,  walaupun pendapatan lebih banyak dari suami, namun kontrol keputusan tetap ada di tangan suami. Sharing dan komunikasikan mengenai pembagian finansial agar keharmonisan keluarga tetap terjaga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar