Kamis, 27 Juli 2023

Buku Harian : Sebuah Cerita yang Tertuang Melalui Tulisan


Lagi beres-beres lemari, eh ketemu sama buku harian yang selalu rutin saya isi ketika malam hari. Saya punya 3 buah buku harian mulai dari saya SMP sampai dengan SMA, waktu kuliah seingat saya sih udah jarang ya nulis di buku, lebih sering di blog karena waktu itu udah kenalan sama yang namanya blogspot yang isinya ya curhatan anak kuliahan aja, yang kalau dibaca sekarang kok kayaknya agak lebay ya ceritanya hahaha. 

Jadilah yang tadinya mau bebenah isi lemari,  berganti jadi flashback membaca tulisan saya di buku harian tersebut. Buku harian yang kertasnya tak lagi putih namun berubah menjadi kekuningan karena hampir lebih dari 15 tahun masih tersimpan rapi di lemari. Melihat tulisan saya yang ternyata suka berubah-ubah gaya tulisannya, ada banyak gambar tempel dan emoticon yang merepresentasikan suasana hati pada saat itu. Isi tulisannya bermacam-macam mulai dari masalah percintaan (ini yang paling banyak yaa hahaha), perjalanan mengejar SMPB, masalah keluarga, lingkungan sekolah, dan masih banyak lagi. Dan cerita-cerita itu membuat saya bersyukur saya bisa bertahan sampai dengan saat ini.

Banyak kegagalan yang saya alami di masa lalu, bagaimana saya merasa insecure dengan diri saya sendiri. Memiliki badan seperti 'lidi', paras yang biasa saja, belum lagi saya yang tidak punya prestasi apapun dan selalu jadi follower teman-teman saya yang selalu saja mau disuruh-suruh. Kerasnya keluarga dalam mendidik membuat saya bisa dikatakan anak yang penurut, anak rumahan dan tidak pernah pulang larut malam. Saya bukan orang yang pandai mengemukakan apa yang saya rasa dan fikirkan, makanya dari dulu saya cenderung pendiam.

Di dalam buku harian itu juga saya selalu menyemangati diri saya sendiri bahwa saya pasti bisa dengan kemampuan yang saya miliki, walaupun banyak kegagalan namun suatu saat pasti berhasil. Saya selalu percaya setiap proses yang baik akan menghasilkan hasil yang baik dan Alhamdulillah satu per satu bisa terealisasikan, ada perubahan untuk saya bisa percaya diri dengan kemampuan yang saya miliki. Membaca buku itu membuat saya merasakan kembali perasaan senang, sedih yang saya alami pada saat itu, itu menyenangkan sih. 

Kira-kira di zaman yang serba digital ini, masih adakah yang menulis di buku harian atau saat ini lebih populer dikenal dengan kata journal? Semoga masih ada ya karena menurut saya membaca buku harian memberikan kesan tersendiri,  feel yang didapat pasti akan berbeda dibandingkan menulis di platform ataupun notes di handphone. Dan sepertinya saya juga akan kembali menulis di buku harian sehingga nantinya saya, anak, atau bahkan cucu saya bisa membaca tentang perjalanan ibunya.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar