Sabtu, 17 Juli 2021

Pencapaian Kecil Namun Berharga Ketika Pandemi Covid-19

 


Beberapa kali terlintas dalam benak saya untuk resign dari tempat saya bekerja dan menjadi full mom. Mengurus kedua anak saya dan fokus kepada usaha yang sedang saya rintis. Karena sebagai ibu terkadang saya merasa bersalah karena dirasa kurang bisa untuk mengurus kedua anak saya, tidak full mengetahui perkembangan mereka dan seringkali tidak bisa mengatur waktu. Ketika pulang kerja masih saja mengerjakan pekerjaan kantor, usaha saya pun terkadang terbengkalai karena ada saja pekerjaan kantor yang harus saya kerjakan. Karena memang saya merasa belum perlu merecruit seseorang untuk membantu mengurus usaha kecil yang sedang saya rintis, jadi semua masih saya yang kerjakan.

Lalu pandemi ini datang, membuat perusahaan tempat saya bekerja memberlakukan sebagian karyawannya untuk WFH (Work From Home) sesuai dengan instruksi pemerintah. Kami harus menyesuaikan peralihan dari bekerja dari kantor ke bekerja dari rumah, dan perubahan jam kerja menjadi salah satu hal yang harus disesuaikan diantara sekian banyak penyesuaian lainnya. 

Kenapa jam kerja? karena jujur saya memiliki kendala ketika bekerja pagi ke sore, dikarenakan ada saja hal yang tidak bisa membuat saya fokus. Entah itu karena anak-anak ataupun karena pekerjaan rumah yang belum saya selesaikan. (Fyi saya tidak bisa bekerja dengan tenang jika rumah belum rapi hehehe) Oleh karena itu biasanya saya bekerja malam hari setelah anak-anak tidur. Membalas email dan laporan yang masih bisa dikerjakan malam hari. Sampai dengan saat ini saya masih bekerja dari rumah, Sebelum PSBB Darurat saya hanya satu atau dua kali seminggu saja pergi ke kantor. Namun dengan PSBB Darurat yang diberlakukan pemerintah saat ini membuat saya kembali full bekerja dari rumah. 

Akhirnya selama 1.5 tahun ini saya merasakan bagaimana rasanya menjadi full mom, dan jujur saya senang. Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa menjadi ibu rumah tangga itu tantangannya berat sekali, apalagi yang tidak memiliki ART (asisten rumah tangga) seperti saya.  Mengurus rumah, mengurus anak, mengelola emosi apalagi kalau tamu bulanan datang. Tak jarang rasanya saya lelah sekali, berantem dengan diri sendiri lalu berdamai kembali. Belum lagi dengan tuntutan pekerjaan yang harus lebih detail saya kerjakan karena khawatir ada miss komunikasi antar rekan kerja ataupun mengenai pekerjaannya. Saya banyak membuat todo list untuk memudahkan saya bekerja agar tidak lupa.

Tapi dari situ saya terus belajar bagaimana mengatur waktu, mendampingi anak saya belajar, mendengarkan cerita mereka. Terus menggali ide apa saja yang bisa saya dan mereka lakukan walaupun di rumah saja, terus belajar bagaimana membagi waktu antara bekerja, usaha, menjalankan hobi saya dalam menulis  dan juga menemani anak-anak bermain. Pandemi ini mengajarkan juga kepada saya mengenai hubungan interpersonal saya yang bisa dibilang kurang baik, namun pengalaman saya terkena Covid kemarin merubah segalanya. Mengajarkan kita untuk lebih kreatif, mencari penghasilan tambahan agar tetap survive di tengah perekonomian yang tidak menentu.

Doa saya dan juga doa seluruh warga di Dunia berharap bahwa pandemi ini segera selesai. Kami rindu untuk berjabat tangan, rindu untuk berpelukan, rindu bertamasya bersama keluarga, rindu berkumpul bersama keluarga dan teman-teman. Semoga Tuhan selalu memberikan kesehatan kepada orang-orang yang sedang berjuang di masa yang sulit ini. Para tenaga medis, relawan, guru, para pejuang rezeki yang memang harus mencari nafkah di luar rumah. Jangan lupa untuk menerapkan 5M dan menjaga kesehatan. Mari kita saling jaga sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar