Senin, 23 November 2020

Investasi Non Materi Ketika Pademi Covid-19


Di bulan April 2020 kemarin, Pemerintah meluncurkan kartu prakerja dimana kartu tersebut adalah salah satu program pelatihan dan pembinaan warga negara Indonesia yang belum memiliki keterampilan. Awalnya kartu prakerja ini dikhususkan untuk anak muda yang baru tamat SMK/SMA atau perguruan tinggi dan diberi tunjangan untuk biaya pelatikan kerja dalam jangka waktu 6-12 bulan saja. Program pelatihan yang ada di kartu prakerja ini berbasis online maupun offline. Kartu prakerja bertujuan untuk mengembangkan kompetensi (skill), meningkatkan produktivitas dan daya saing tenaga kerja dalam negeri.

Namun semenjak wabah covid-19, pemerintah melakukan perubahan terhadap kartu prakerja dengan maksud agar bisa menjadi bantuan bagi pekerja yang terkena PHK atau angkatan kerja yang baru lulus dari pendidikan. Total bantuan yang diberikan adalaha Rp. 3.550.000, dengan rincian Rp 600 ribu yang akan didapat selama 4 bulan, insentif ini didapat setelah mengikuti pelatihan pertama. Lalu Rp. 1 juta sebagai biaya pelatihan, uang tersebut tidak bisa dicairkan dan digunakan untuk membeli pelatihan di platform yang sudah menjalin rekanan dengan kartu prakerja. Serta terakhir akan ada 3 kali survey dan jika sudah mengisi bisa mendapatkan insentif Rp. 50 ribu, sehingga total yang didapat untuk mengisi survey adalah Rp. 150 ribu.

Di bulan Agustus kemarin saya mencoba untuk mendaftar di prakerja.go.id, setelah membuat akun di website resmi tak lama saya mendapatkan kode verifikasi yang telah dikirimkan via email atau SMS. Setelah memiliki akun, saya diminta untuk mengisi formulir dan menjawab beberapa tes kemampuan dasar. Setelah dinyatakan lolos verivikasi, kita diminta untuk memilih gelombang yang sedang dibuka. Proses ini juga akan diverivikasi kembali oleh tim kartu prakerja.

Butuh 2 kali mendaftar untuk saya akhirnya berhasil lolos kartu prakerja. Jika kita lolos maka pertama kali akan diminta untuk mensinkronisasikan dengan beberapa akun untuk proses pentransferan insentif. Bisa melalui Gopay, OVO, Link Aja, atau BNI. Jika sudah maka kita sudah bisa untuk memilih pelatihan yang sesuai  dengan minat kita. Biaya sebesar Rp. 1 juta bisa dibeli untuk sekali pelatihan atau beberapa kali ya. 

Akhirnya pelatihan pertama saya adalah seputar SEO yang diselenggarakan oleh Pakar Education, dan materinya bagus banget. Saya cukup puas untuk mengikuti pelatihan pertama saya dan merasa bahwa platform dan materi yang saya pilih tepat. Dan yang paling serunya lagi, kita bisa mendapatkan e-sertifikat loh setelah menyelesaikan semua modulnya. Syarat untuk mendapatkan sertifikat ini, kita harus berhasil lolos ujian yang mereka berikan. Jadi bukan asal ikut materi aja ya, ada ujiannya juga. Setelah saya mendapatkan e-sertifikat, mulailah proses pentranseran insentif dilakukan. Tanggal proses transfer sudah ditetapkan, namun butuh 2-3 hari untuk uang bisa masuk ke akun yang sudah dipilih sebelumnya. 

Jujur ketika melihat pelatihan yang ada di setiap platform, saya rasa ini adalah salah satu investasi yang bisa kita dapatkan ketika pandemi. Ya, investasi untuk meningkatkan skill atau kompetensi. Karena banyak sekali pelatihan yang bagus, saya sampai bingung mau pilih pelatihan apa. Dengan uang yang diberikan harus bisa memilih pelatihan dengan cermat dan tepat sasaran. Oh iya, pelatihan ini juga bisa dibeli secara mandiri ya, biayanya pun cukup terjangkau. Rata-rata mulai dari 100 ribu sampai jutaan. Pelatihannya juga bermacam-macam, ada yang mengenai memasak, IT, Bahasa, Menulis, bisnis, dan masih banyak lagi. 

Jadi investasi bukan melulu soal materi, menurut saya meningkatkan skill kita juga salah satu investasi yang mungkin suatu saat nanti bisa dipraktekkan dalam kehidupan kita. Syukur-syukur bisa menjadi penghasilan tambahan di tengah pandemi yang melanda. Jadi, sudah tahu apa pilihan investasimu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar