Rabu, 12 Agustus 2020

Pengalaman Berkomunikasi dengan Generasi Z Dalam Lingkungan Kerja

www.youthmanual.com


Beberapa tahun belakangan ini, saya memiliki kekhawatiran ketika merecruit para generasi millenial atau yang biasa disebut generasi Z ini ketika menduduki posisi kosong di perusahaan saya. Karena entah kenapa ada saja masalah yang ada, entah itu dari segi komunikasi ataupun dari segi attitude sehingga menyebabkan turn over yang lumayan tinggi di perusahaan. Sehingga saya memiliki penilaian tersendiri ketika memulai proses recruitment, apalagi kalau yang dicari adalah orang untuk tim sendiri, saya pasti akan lebih selektif untuk mencari kandidatnya.

Generasi Z

Generasi Z adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1995 sampai dengan tahun 2010 masehi, Banyak istilah yang menjadi sebutan bagi generasi Z, seperti iGen (iGeneration), gen Net (generasi internet), gen Tech, digital natives, dan plurals. Istilah-istilah tersebut berkaitan dengan teknologi ya, karena generasi Z memang tumbuh di era digital sehinggal mereka sudah mengenail teknologi dan akrab dengan perangkat digital sejak kecil. Nah ternyata karena sudah akrab dengan dunia digital sejak kecil, secara tidak langsung mempengaruhi kepribadian mereka loh. 

Komunikasi dengan Gen-Z

Kenapa terkadang saya suka khawatir dan lebih selektif ketika merecruit para generasi millenial ini? karena para generasi millenial yang kemudian join di perusahaan kami entah kenapa memiliki attitude yang kurang baik, seperti tidak mengikuti aturan yang ada padahal sudah kami infokan sebelumnya, ada aja alasan yang mereka kemukakan. Lalu ketika mereka resign tidak menjalani prosedur yang seharusnya seperti memberikan surat resign dan mengembalikan atribut perusahaan yang sudah diberikan. Para generasi gen-z yang bermasalah di perusahaan kami ini sudah beberapa kali dikonseling dan karena tidak ada perubahan dengan berat hati kami keluarkan. 

Di tim saya, ada beberapa orang yang termasuk ke generasi Z ini, di awal-awal memang saya memiliki kesulitan untuk berkomunikasi. Misalnya seperti saya terbiasa untuk menemukan problem solving ketika ada masalah, jadi ketika saya mengemukakan kendala yang ada dengan atasan saya sudah ada problem solving yang saya ajukan. Nah, masalah terjadi ketika mereka mengemukakan kendala namun tidak ada suggest problem solving nya. Jadi kadang-kadang suka bikin mikir "kok gini sih, kok gw juga yang disuruh mikir?" atau "kok gak ada inisiatifnya sih?". dan itu kadang suka bikin sebel. 

Memperbaiki Komunikasi dengan Gen-Z

Akhirnya saya membreakdown dan mereview bagaimana sih seharusnya kami yang rata-rata para generasi Y melakukan komunikasi atau treatment kepada generasi Z ini. Saya membaca artikel-artikel dan sharing dengan teman-teman saya di HRD dan ternyata banyak sekali komunikasi yang harus dirubah. Seperti misalnya, generasi Z ini adalah generasi yang menginginkan kebebasan, baik itu dalan segi berkreasi, berpendapat. Mereka tidak suka dengan perintah tanpa adanya penjelasan logis, termasuk peraturan-peraturan yang mengekang. Dan akhirnya kami menyesuaikan dengan hal tersebut selama masih dalam standar perusahaan. Mereka juga cukup detail, sebab itu mereka tidak mudah dan cepat puas dengan alasan sederhana yang dikemukakan setiap menghadapi masalah. So far sih setelah saya merubah gaya komunikasi kami, cukup berpengaruh dan mampu memperbaiki komunikasi dan membuat alur pekerjaan menjadi lebih baik. 


Kalau kamu, apa ada pengalaman unik ketika berkomunikasi dengan generasi Z ini? 


Picture : www.youthmanual.com


#ODOP Day 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar